Rabu, 29 September 2010

Hurt *Xtina*

Seems like it was yesterday when I saw your face
You told me how proud you were, but I walked away
If only I knew what I know today, ooh, ooh

I would hold you in my arms, I would take the pain away
Thank you for all you've done, forgive all your mistakes
There's nothing I wouldn't do to hear your voice again
Sometimes I wanna call you but I know you won't be there

Oh, I'm sorry for blaming you
For everything I just couldn't do
And I've hurt myself by hurting you

Some days I feel broke inside but I won't admit
Sometimes I just wanna hide 'cause it's you I miss
And it's so hard to say goodbye when it comes to this, ooh

Would you tell me I was wrong? Would you help me understand?
Are you looking down upon me? Are you proud of who I am?
There's nothing I wouldn't do to have just one more chance
To look into your eyes and see you looking back

Oh, I'm sorry for blaming you
For everything I just couldn't do
And I've hurt myself, oh

If I had just one more day
I would tell you how much that I've missed you
Since you've been away

Oh, it's dangerous
It's so out of line
To try and turn back time

I'm sorry for blaming you
For everything I just couldn't do
And I've hurt myself
By hurting you

Senin, 27 September 2010

Arti Tangisan Wanita

Jika seorang wanita menangis dihadapanmu,
Itu berarti dia tak dapat menahannya lagi.


Jika kamu memegang tangannya saat dia menangis,
Dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu.


Jika kamu membiarkannya pergi,
Dia tidak akan pernah kembali lagi menjadi dirinya yang dulu.


Selamanya


Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,
Kecuali didepan orang yang amat dia sayangi.
Dia menjadi lemah.


Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,
Hanya jika dia sangat menyayangimu,
Dia akan menurunkan rasa egoisnya.


Lelaki,
jika seorang wanita pernah menangis karenamu,
Tolong pegang tangannya dengan pengertian.
Dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang hidupmu..


Lelaki,
jika seorang wanita menangis karenamu.
Tolong jangan menyia-nyiakannya.
Mungkin karena keputusanmu, kau merusak kehidupannya;


Saat dia menangis didepanmu,
Saat dia menangis karnamu,
Lihatlah matanya;.


Dapatkah kau lihat dan rasakan sakit yang dirasakannya?


Pikirkan;.
Wanita mana lagikah yang akan menangisdengan murni, penuh rasa sayang, didepanmu dan karenamu;


Dia menangis bukan karena dia lemah
Dia menangis bukan karena dia menginginkan simpati atau rasa kasihan..
Dia menangis,
Karena menangis dengan diam-diam tidaklah memungkinkan lagi;


Lelaki,
Pikirkanlah tentang hal itu.
Jika seorang wanita menangisi hatinya untukmu,
Dan semuanya karena dirimu.
Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah
kau lakukan untuknya.


Hanya kau yang tahu jawabannya:,
Pertimbangkanlah, Karena suatu hari nanti
Mungkin akan terlambat untuk menyesal,
Mungkin akan terlambat untuk bilang MAAF…

true story

Cerita Nyata dri Seseorang Kakak-Beradik ...

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal
memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!” Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik… hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?” Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku. ” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai
ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana! “Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga!

Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…” Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”

Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan
sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.” Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.

Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29. Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Bisakah kita memiliki jiwa besar seperti si adik yang seperti dalam cerita, … tapi bagaimanapun, yang namanya Saudara patut kita jaga dan kita hormati, apakah itu seorang adik atau seorang kakak. Karena apa arti hidup kalau tidak bisa membahagiakan sodara dan keluarga kita

Jumat, 17 September 2010

Read This ..

last night I got the message from my Friend, named Oscar Andriyanto ..
he sent this message:

lebih sakit mana ???
  1. orang yang kita sayang meninggalkan kita demi seseorang yang dia cintai
  2. orang yang kita sayang pacaran sama temen sendiri
  3. orang yang kita sayang hanya pura - pura mencintai kita supaya kita bisa tersenyum
  4. orang yang kita sayang mencintai kita karena hanya ingin melampiaskan nafsunya
  5. orang yang kita sayang ga pernah mencintai kita

then I sent the above message to my friends and see their answer:
  • Reza Mahendra: no 3 dan 5 , alasannya karena gue udah tau rasanya digituin ..
  • Andaka Jufiando: wah semuanya sakit nih, no 1 dan 2 sakit banget, nyesek banget digituin ..
  • Catherin Carolin: yang pacaran sama temen sendiri, mending liat dia sama orang lain daripada sama temen sendiri
  • Alvin Winata: no 3, karena kita mencintai seseorang tuh buat ngebuat orang itu bahagia, minimal tersenyum .. tapi kalo dia mencintai kita cuma karena kasian dan pengen buat kita tersenyum, itu bakalan ngancurin yang namanya cinta itu ..
  • Andrew Victor Tjandra: no 1 karena gue yakin no 1 terjadi karena no 5 .. kalo no 3 dan 4 walaupun dia ga tulus sama gue, selama proses ga tulus itu gue akan buat dia cinta sama gue ..
  • Jessica Novenia: no 5, menyakitkan ka ! itu pernah dialamin ..
  • Belfrik Siadari: kalo kaka no 2 dan 5 karena buat kaka itu sama - sama nyakitinnya, no 2 dianggap nyakitin karena orang yang kita sayangin itu udah bohongin kita dari belakang bisa - bisanya pacaran dengan temen kita sendiri, buat kaka itu nyakitin banget .. kalo no 5 sama si kaya no 2 tapi lebih parah apalagi ternyata orang yang udah lama kita sayangin itu ga pernah punya rasa sama kita, sungguh menyakitkan ..
  • Itjmi Ayoe Feryani: yang pernah gue rasain no 2 ..
  • Zera Edenzwo: lebih sakir orang yang kita sayang pacaran sama sahabat (bukan temen) kita sendiri ..
  • Novita Elik: aku gatau jawabannya karena semuanya nyakitin ..
  • Edgar Pramana: nomor 2 dan 4 ka ..
  • Nadia Kamila: yang no 3 ka ..
  • Rico Wijaya: no 4 sama 5 ga perlu alesan .. bacanya aja udah perihh ..
  • Stephanie Paula Elaine: no 2 lah, dikhianatin sama 2 orang , dan gue pernah ngerasain ..
  • Rachel Yolanda: no 4 , sadis sekalii ..
  • Tannia: semuanya sakit banget ..
  • Ria Lestari: semuanya sakit say ..
  • Oscar Andriyanto: kayanya lebih sakit no 4 deh karena we just be a victim broken heart of them .. gara - gara mereka ga dapet apa yang mereka inginkan terus mereka lampiasin ke kita .. malangnya nasib yang sebagai victim ..
  • Vicky Budiman: no 5, orang yang kita cintai ga pernah mencintai kita karena cinta bertepuk sebelah tangan tuh menyakitkan ..
  • Malvin Juan: aku pilih no 4 .. penjelasannya kalo no 1 itu kalo emang sayang pasti bisa ngelepasin pasangan kita kalau dia bisa lebih bahagia .. kalo no 2 itu cinta ga bisa dipaksa .. kalo no 3, kalo dia mau buat kita tersenyum berarti dia sayang kita karena dia peduli, walaupun sayangnya bukan sebagai pasangan .. kalo no 4, lebih sakit bila kita hanya dimanfaatkan apalagi cuma buat melampiaskan nafsu !! kalo no 5, ya kalau jodoh ya gapapa , toh jodoh ga akan kemana - mana ..
  • Michael Susanto: jawaban gue yang no 2 soalnya ternyata selama ini cewe itu cuma bohongin gue dari awal ..
  • Fransiskus Ferdy: yang ke 3 karena semua hal yang dia lakukan gak pernah tulus dan hubungan itu berjalan dengan kebohongan ..
  • Yeni Kartini: semuanya menyakitkan ..
  • Hardy Suryono: kayanya sakit semua , semua bikin sakit hati ..
  • Zuhelmi Idrus: no 2, orang yang kita sayang pacaran sama temen sendiri ..
  • Intan Agustina: jawabannya no 4 aja deh ..
  • Regina Simulya: parah .. itu mah sulit banget pertanyaannya, semuanya nyakitin .. tapi gue rasa yang paling sakit itu no 2 , orang yang kita cintai pacaran sama temen sendiri .. alasannya temen dan orang yang kita cintai seolah nusuk dari belakang , kurasa begitu ..
  • Rizky Immanuel: kayanya itu sakit semua lin ..
  • Andry Tanjaya: no 3 dan no 5, karena kalo aku ga suka dibohongin, tapi no yang lain itu yang pacaran sama temen sendiri udah putus sama kita atau belom ?? kalo belom ya itu juga termasuk juga sih ..

anyway, thanks a lot for answering my question :)

27 Facts About Guys

  1. A guy can like you for a minute and then forget you afterwards
  2. Guys seek for advice not from a guy but from a girl
  3. When a guy say 'he doesn't understand you', it simply menas you're not thinking the way he is
  4. 'are you doing something?' or 'have you eaten already?' are the first usual question a guy asks on the phone just to get out from stammering
  5. When a guy really likes you, he'll disregard all your bad characteristics 
  6. Guys will do anything just to get the girl's attention
  7. Guys hate it when you talk about your ex-boyfriend
  8. Don't provoke the guy to heat up. Believe me. He will
  9. Guys can never dream and hope too much
  10. When you touch a guy's heart, there's no turning back
  11. Guys go crazy when the girls touch their hands
  12. Guys are good flatterers when courting but they usually stammer when they talk to girl they really like
  13. When a girl says 'no', a guy hears it as 'try again tomorrow'
  14. Guys hate Gays!
  15. A guy would sacrifice his money for lunch to get you a couple of roses
  16. If a guy tells you he loves you once in a lifetime. He does
  17. Like Eve, girls are guys EUR weaknesses
  18. If a guy tells you about his problems, he just needs someone to listen to him. You don't need to give advice
  19. A usual act that proves that the guy likes you is when he teases you
  20. It's noy easy for a guy to let go of his girlfriend after they broke up especially when they've been together for 3 years or more
  21. When an unlikable circumstance comes, guys blame themselves a lot more than a girls do. They could even hurt themselves physically
  22. Guys are tigers in their peer groups but become tamed pussycats with their girlfriends
  23. When a guy asks you to leave him alone, he's just actually saying 'please come and listen to me'
  24. A guy may instantly know if the girl likes him but can never be sure unless the girl tells him
  25. Don't be biased. Try loving a guy without prejudice and you'll be surprised
  26. Any guy can handle his problems all by his own. He's just too stubborn to deal with it
  27. If a guy lets you go, he really loves you